Bulan keenam di tahun ini ditandai dengan berbagai festival yang mulai diselenggarakan di berbagai tempat. Saya menghadiri dua festival di bulan ini. Orang-orang sangat ramai, menikmati cuaca yang hangat. Semua membawa karpetnya, merebahkan tubuh menikmati matahari. Mereka bersenda gurau dengan teman sambil memakan eskrim yang segar. Lahir dan tumbuh di negara tropis membuat saya tidak menyadari betapa "mahal"nya cahaya matahari. Semua terlihat biasa. Namun, di sini kita merayakan matahari yang bersinar. Daun-daun yang tumbuh hijau dengan gradasinya, bunga yang berwarna-warni, petani mulai menanam benihnya, dan suara burung yang yang beraneka ragam. Ternyata, setelah musim dingin yang lama, tanaman dan bunga liar pun nampak indah di sini. Kadang pernah terpikir, kenapa kita tidak terlalu menikmati cahaya matahari saat di Indonesia? Mungkin jawabannya adalah karena itu tersedia tak terbatas. Jika di Sapporo ini cahaya matahari melambangkan rasa bahagia, kenapa di Indonesia k