Skip to main content

Posts

Showing posts from 2017

(Inginnya) Mundur Teratur dari Media Sosial

Dah Facebook... Saya rasanya jengah sekali menggunakan Facebook pada saat pemilihan umum 2014 lalu. Facebook mendadak isinya kampanye. Kubu A ini menjelek-jelakkan kubu B dan sebaliknya. Lebih parah lagi, teman-teman banyak yang ikutan, mungkin sebagai upaya mendukung calonnya. Tapi...kadang kebangetan banget. Banyak sekali teman yang share berita yang belum jelas kebanarannya. Setiap saat setiap waktu posting politik. Bukan malah tertarik politik, tapi eneg. Suatu waktu saya juga liha liputan cyber army masing-masing kubu politik yang katanya ratusan ribu akun dan melibatkan banyak sekali orang. Ah, saya jadi mikir..mungkin yang rajin posting tentang kandidat idolanya memang lagi cari duit untuk menyambung hidup atau sekedar jajan.  Sepertinya perasaan sama mungkin dirasakan banyak teman saya. Banyak yang malas menggunakan facebook. Tidak ada lagi update dari teman-teman, tapi Facebook isinya jadi politik. Saya mulai unfollow beberapa teman yang penggila politik. Tapi ternyat

Ngadem di Tahura Sultan Adam, Banjarbaru

Jalan-jalan kemana di Banjarbaru? Dari awal hijrah saya ke kota ini, bingung juga ditanya seperti ini. Akhirnya ke mall lagi ke mall lagi. Tapi sebenarnya, ada perkembangan pesat wisata di Banjarbaru sejak wali kotanya baru. Ada danau seran, danau cermin, lapangan murjani yang makin berbenah, dan beberapa kampung wisata. Yah, meskipun gak boleh berekspektasi terlalu tinggi, tapi menurut saya ini kemajuan besar sekali.  Satu lagi yang terus berbenah adalah Tahura Sultan Adam. Taman Hutan Raya ini memang bukan terletak di Banjarbaru sih, tapi di Kabupaten Banjar. Namun, dari banjarbaru lokasi ini dapat ditempuh menggunakan kendaraan pribadi bisa  dengan waktu sekitar 30 menit.  Banyak objek yang bisa dikunjungi di Tahura Sultan Adam Karena bekerja di lingkup kehutanan, beberapa kali saya datang ke lokasi ini. Ada penanaman, upacara ini dan itu, bahkan juga senam bersama di sini. Tapi, perkembangan fasilitas tahura ini dibandingkan dengan tiga tahun lalu cukup pesat.

Maju Mundur Ikut Program Hamil di Banjarmasin

Sebenernya pengen keep secret usaha promil saya karena males ditanya-tanya. Tapi gak ada salahnya di-share, siapa tau ada yang perlu cari-cari info tentang tentang program hamil terutama di kota yang gak gede-gede banget dan gak kecil-kecil banget yakni di Banjarbaru ato Banjarmasin. Semangat ini muncul karena ternyata postingan tentang test HSG saya juga banyak yang baca...jadinya makin semangat biar lebih banyak yang baca dan muncul kesadaran tentang apa-apa yang akan saya ceritakan terutama masalah infertilitas yang masih dianggap sebagai hal yang memalukan. Padahal, yaa menurut kami sama aja kayak penyakit biasa yang bisa disembuhkan dan selalu ada harapan kok.  *** Jadi, saya menikah Februari 2014. Setelah menikah kami LDR Bogor-Batu licin (Kalsel), karena saya masih kudu sekolah S2. Lalu saya pindah ke Banjarbaru, eh suami saya dipindah ke Kalbar tepatnya di Ketapang. Kalo gak salah hampir setahunan. Lalu, suami resign dan pindah ke Kalimantan Tengah. Jadi, mending deh ket

Cerita-cerita Dokter Gigi

Takut ke dokter gigi pasti berlaku bagi orang yang gak pernah sama sekali ke dokter gigi. Faktanya, sekali ke dokter gigi pasti minta dok sebelahnya benerin. Sebelahnya lagi dan seterusnya dan berhenti karena kantongnya kempes.  Saya pertama ke dokter gigi dengan keinginan sendiri kira-kira kelas 2 SMA. Kalo ga salah ingat, dulu ada lubang item kecil di geraham ujung kiri. Akhirnya dengan uang tabungan sendiri, ke rumah sakit daerah tempat saya tinggal dan minta ditambal. Saya inget banget, dulu ke dokter gigi ini bukan karena sakit, tapi karena mikir sebelum jadi tambah gede dan gede.  Setelah tambal pertama saat SMA, seinget saya.. gigi saya baik-baik saja sampai lulus kuliah. Saat fresh gradute , saya tinggal di Pontianak dan di sana tambalan saya copot dan sebagian gigi lubang. Katanya sih karena di sana kan apa-apa pakai air hujan yang sifatnya mengikis gigi. Terlebih lagi kadang main ke daerah gambut yang akhirnya asem. Tapi di Pontianak saya absen ke dokter gigi. Saya ta

Optimis vs Realistis

Setiap orang yang hidup pasti punya mimpi. Bisa ke sini ke situ, begini dan begitu. Begitupun saya. Setiap awal tahun, sejak awal SMA saya sudah terbiasa menulis resolusi apa saja yang ingin saya capai pada tahun tersebut. Ada beberapa resolusi yang saya masih ingat. Beberapa diantaranya adalah mendapatkan nilai rata-rata ujian akhir 8, punya tabungan minimal sekian, juga punya mimpi kuliah di ITB jurusan astronomi.  Bicara tentang kuliah astronomi ini, saya rasanya bercita-cita dari Sekolah Dasar. Setiap shalat, saya ingat saya berdoa " Ya Allah, saya pengen kuliah di ITB jurusan astronomi". Keinginan ini muncul karena sering liat science fiction, trus liat di Indonesia cuma ITB yang ada jursan ini. Namun, seiring berjalannya waktu.. terutama liat realita saat SMA, kayaknya ITB Astronomi udah ga menarik lagi. Lalu, cita-cita kuliah saya berubah menjadi standar aja. Lulus Perguruan Tinggi Negri (PTN). Udah.  Saya daftar deh IPB, karena ada program undangan aka PMDK.

Kicau di Awal Tiga Puluh

Alhamdulillah, tanggal 26 Juli 2017 saya resmi memasuki usia 30. Gak nyangka, udah 30 juga.  Sebenernya saya punya pikiran aneh, melihat kejadian orang yang mati muda, inget almarhum Ibu yang (juga) meninggal saat muda, pemikiran bisa gak ya hidup sampai umur 30 sering banget muncul dulu (Apa cuma saya aja yang mikir gini?). Tapi alhamdulillah, masih diberi kesempatan oleh Allah untuk masih bisa bernafas hingga umur 30 ini.  Memasuki usia 30 ini ada banyak perubahan besar yang dirasa sangat berbeda dibandingkan dengan usia 20. Mungkin bisa dibilang, real life begin at 30. Pas umur-umur 20, rasanya hidup cuma ngikutin arus. Setelah SMA, kita lanjut kuliah dan sebagian memilih kerja. Ya begitu siklus yang dimiliki orang pada umumnya. Lalu cari kerja dengan status sebagai fresh-grad , jalan-jalan.  Namun, di usia 30 ini tak ada siklus yang sama di setiap orang. Setiap orang nampak mulai berjalan di tapaknya masing-masing. Ada yang berumah tangga, dikarunia anak yang lucu-lucu.

Ndeso !!!

Hari ini lagi banyak berita tentang anak Pak Jokowi yang dipolisikan gara-gara bilang "Ndeso" di Vlognya. Saya? ga mau ah bahas itu.. Mau bahas perjalanan saya kemarin ke desa paklik suami yang bikin saya terkenang selalu. Jadi, Pringgo punya pak lik dari bapak yang tinggal di Purworejo. Sebelum Ramadhan, kami mau jalan-jalan ke jogja. Nah, sebelum ke jogja mampir ke sini deh. Kenapa saya terkesan banget. Karena tempatnya ini ndesoooo banget. Rumahnya masih rumah limasan, dapur biarpun ada kompor gas, tapi tetep kayu bakar yang dipakai. Trus, samping rumah ada sapi, bebek, ayam. Kelapa manjat sendiri depan rumah. Air kudu nimba (eh ada pompa listrik juga sih). Di rumah pak lik, banyak sayur dan komoditi palawija yang dipanen dari kebun sendiri. Kampungnya adeeem banget, biarpun terletak ga jauh dari pantai. Dibalik serunya ini desa, ada cerita kurang bagus. Penduduk desa yang usianya produktif di sini ternyata pada jadi TKI. Alhasil, kampong ini penuh dengan lans

Nyoba Yoga Swing di Banjarbaru

Suasana Studio Yoga Swing di Aswa Studio  Udah senin lagi :) . Sambi manasin otak sebelum ngerjain tugas-tugas kantor, baiknya ngepost artikel dulu. Di blogpost kali ini saya ingin share pengalaman saya nyoba yoga swing untuk pertama kalinya.  Perkenalan saya dengan yoga swing ini diawali dengan ketidaksengajaan pas lewat studionya. Daripada penasaran, akhirnya nanya-nanya deh. Setelah dapat info, akhirnya yobain ikut kelas yoga swing perdana saya. Kelas yoga swing dibuka di Aswa studio Banjarbaru tiap hari Sabtu jam 11 siang. Biayanya 70.000/visit. Liat di IG Aswa studio, saya jadi jiper solanya liat pose-pose anti gravitynya, sambil mikir bisa gak yaaa. Apalagi saya jarang banget olahraga. Tapi, daripada penasaran, akhirnya saya ikutan deh. Jumpalitan demi #sehat2017 Dengan tekad yang bulat, akhirnya sabtu siang saya daftar untk ikut yoga swing. Di resepsionis, saya tanya apa banyak pemula seperti saya, dan untungnya pas kelas ada satu orang yang newbie kayak saya.

Cek HSG di RSUD Ulin Banjarmasin

Di blogpost kali ini, saya ingin cerita pengalaman saya cek HSG di RSUD Ulin Banjarmasin. Sharing tentang kegiatan TTC saya memang saya hindari selama ini. Tapi melihat informasi di internet yang minim tentang hal-hal berkaitan dengan usaha-usaha TTC di wilayah Kalimantan Selatan, saya jadi berubah pikiran. Saya akhirnya berfikir, siapa tahu artikel yang saya tulis bisa bermanfaat bagi banyak orang yang juga sedang berusaha untuk berusaha punya anak kayak saya. Biar saling menyemangati. Setelah hampir tiga tahun tak kunjung hamil, sudah cek ke dokter spesialis kesuburan dan dibilang normal, saya inisiatif sendiri untuk melakuakn cek HSG. Oh ya, cek HSG ini fungsinya untuk melihat apa ada penyumbatan di saluran indung telur. Di wilayah Banjarmasin,ada tiga rumah sakit yang melayani HSG. Pertama, RSUD ulin yang merupakan rumah sakit pemerintah. Kedua adalah RS sari mulia, Dan yang ketiga lupa hehheeh. Awalnya sih mikir mau ke RS Sari Mulia karena pasti pelayanannya baik, tapi

Petani Seumur Jagung

Masih Belajar  Sudah lama saya dan suami punya cita-cita untuk jadi petani, budidaya ini atau itu. Pokoknya bisa nyemplung langsung di bidang pertanian. Awalnya, kami kepikiran dua ide yakni budidaya jamur atau sayuran organik. Setalah dipikir ini dan itu, akhirnya pilihan jatuh ke budidaya jamur.  Akhirnya, sekitar 2 bulan ke belakang suami membulatkan niatnya untuk budidaya jamur. Dimulai dengan membuat kumbung sederhana di belakang rumah, beli baglog dari orang dan bikin baglog sendiri. Seperti yang dibayangkan sebelumnya, semuanya gak semudah yang dibayangkan. Yah, namanya juga ngurusin makhluk hidup dan berurusan ama cuaca, pasti banyak hambatannya. Ada kontaminasi, kadang lupa ngerawat, kadang banyak permintaan tapi panen dikit, ato sebaliknya. Intinya, semua hasil panen itu dirawat seperti anak sendiri kayak kedele kecap bango, eaaaaaa. Ada juga momen yang bikin agak miris kalo udah panen lumayan, dijualin ke tengkulak eh dapet harga yang selisihnya banyak jika diban

Tips Outfit ke Lahan Gambut

Gambut bekas terbakar, isinya pohon tumbang dan genangan air Sebelum saya pindah di kalsel  dan kenalan sama gambut yang ada di Kalimantan Tengah, saya gak ada bayangan seperti apa lahan gambut. “Empuk-emuk gitu tanahnya” “Isinya serasah semua” “Nanti kejeblos-jeblos” “ Jalannya becek” Eh apa ini ! . Tapi ya gitu deskripsi dari teman pas saya tanya gambut itu seperti apa. Tapi setelah melihat, menjelajah dan jalan beneran di gambut, akhirnya saya bisa berkata “ ya memang seperti itu adanya” . Dua tahun terakhir, sebagai anak bawnag di kantor..saya beberapa kali diajak untuk melakukan penelitian ato survey di gambut. Jadi, pada post ini saya mau share pengalaman dan tips sebagai pemula aka. anak bawang aka.Tim hore di dunia “pergambutan” di kantor saya. Jalan-jalan ke gambut, beda wilayah beda kondisi. Ada hutan gambut yang kondisinya masih bagus vegetasinya, jadi gak ada banjir-banjir. Namun ada juga yang kondisnya sudah mengenaskan, yang habis terbakar, lalu te

Resolusi Kurus

Selamat Tahun Baru 2017.  Semoga tahun ini semakin baik dan semakin baik. Amiiin.  Sudah bikin resolusi belom ?  Saya, belum bikin nih tapi segera mau bikin biar lebih semangat. Gak ada salahnya kan punya niat baik di awal tahun, seperti pengen kurus. Mmmm, sebenenrnya bukan kurus sih tapi turun berat badan aja maksudnya.  Saya inget betul, lima tahun ke belakang saya selalu menuliskan resolusi berat badan turun lima kilo. Selain biar gak keliatan tua, tapi buat saya yang kerjanya kadang jalan-jalan di hutan punya badan yang agak gemuk itu gak asik. Kalo jalan di rombongan, pasti ketinggalan paling belakang diantara yang lain. Apalagi, sebagai cewek yang jumlahnya minoritas ini paling gak harus gak ngerepotin orang lain.  Tapi entah kenapa resolusi tinggal resolusi. Bukan berarti gak usaha, tapi saya mah gampang puas. Turun berat dua kilo udah puas. Naik lagi. Gitu terus akhirnya gak turun-turun berat badannya dan akhirnya sekarang semakin menggemuk.  Di usia hamp