Akhir Juni ini, status saya sebagai perantau di banjarbaru berumur sebulan lebih beberapa hari. Seperti biasa, ada daerah ada cerita. Termasuk pengalaman saya di angkot yang masyarakat di sini menyebutnya taksi. Di seantero kota banjarbaru ini, transportasi umum hanyalah satu. Yakni angkot berwarna hijau tua yang cuma punya jalan lurus tanpa belok. Ya cuman satu ini. Saya, yang masih kesulitan naik motor menjadikan angkot ini sahabat setia saya. Namun, beberapa kali saya naik angkot, saya dikejutkan dengan orang yang tiba-tiba cerita panjang lebar tentang dirinya. mungkin orang di sini memang tipenya terbuka ya, tapi kadang kelewatan seperti dua kejadian yang saya alami ini yakni cerita dari Arab dan Surat Cerai. Dari Arab. Saya duduk manis di angkot. Tiba-tiba ada ibu-ibu usia lebih dari paruh baya tiba-tiba bercerita. sebut saja ibunya bernama melati. Melati : Saya nih batu pulang dari arab. kerja di sana. Sekalian umroh. Nih saya pulang bawa hape baru (sam