Berpisah dengan keluarga (anak dan suami) adalah salah satu proses yang tidak bisa dihindari sebagai salah satu perjalanan sekolah lagi. Bagaimana perasaanya? wah nano-nano bun. "Kok bisa sih ninggalin anak?" Begitulah respon mayoritas yang dilontarkan banyak orang. Susah dihindari dan sebenarnya sulit dijawab. Tapi sejauh ini saya punya support system yang baik sehingga meyakinkan saya untuk bisa berpisah sementara sama anak. Support system terbesar tentu saja suami saya, mertua, dan ipar. Gak usah cemas, karena ada papanya, orangtuanya juga yang merupakan tempat ternyaman Gamila, anak saya. Di awal episode berpisah sementara dengan Gamila, tentu saja penuh drama. Minggu-minggu pertama saya di Sapporo, saya sering sekali menangis sambil berpikir apa yang saya cari hingga mau berpisah dengan anak. Seiring waktu, saya mulai bisa meregulasi emosi saya. Saya meyakinkan diri saya bahwa gak ada gunanya nangis-nangis, toh akan lebih baik kalo semua dijalanin dengan bahagia dan te