Apa profesi yang paling pelik di dunia? tentu saja aku menjawab menjadi ibu. Sekali lagi, aku harus bilang, ini menurutku. Minggu kemarin, anakku menginap si sekolah. Alih-alih aku merasa senang karena malam bisa hening, ternyata aku susah tidur. Aku merindukan gamila. Lalu, malam itu pun berakhir dengan aku bekerja di depan layar laptop sepanjang malam. Namun, satu hal yang lucu lagi. Saat dia sudah tiba di rumah kami bersitegang lagi. Sambil aku bergumam dalam hati, Ya Allah aku butuh ketenangan. Memang lucu. Lalu, ada hal yang lebih membingungkan lagi. Menjadi ibu adalah hal yang pelik saat kita berkerja. Saat kita sangat passionate dengan pekerjaan, seorang ibu di sisi lain merasa gagal karena tidak bisa membersamai anak. Lebih buruk lagi, kadang kita dibilang mengorbankan kemajuan anak karena kita sibuk meraih cita-cita kita. Sungguh pelik dan membingungkan. Masih di tengah kepelikan ini, aku menyesap kopi pada pukul 9 malam hari ini. Aku berharap, badanku bisa terjaga lebih l
Tidak pernah terbayangkan olehku, akhir pekan bisa menjadi rumit. Di kurun waktu yang sempit itu, banyak sekali yang harus dilakukan. Sebagian pikiran dan raga ingin berdiam diri saja tidak berkerja atau memikirkan apa-apa. Tapi ada yang berkata "hai, ini waktunya bersosialisasi dengan banyak orang". Di sisi yang lain, ada perabot berantakan yang menuntut untuk dirapikan. Tak lupa, dari dalam lemari pendingin ada yang menyahut "akhir pekan adalah waktu yg tepat untuk menyiapkan makanan seminggu ke depan". Saat otak masih belum menentukan kemana raga ini bergerak, ada anak berusia enam tahun menuntut pergi ke taman untuk jalan-jalan. "Ibu, ayo main kan ini hari libur", begitu ujarnya. Lalu aku menengok prakiraan cuaca di gawaiku. Sial, ini hari yang berangin dan dingin. Aku bingung dan belum menentukan akan kemana. Apa sebaiknya kita menarik selimut saja?