Saya pakai kerudung dan gak mau pake ribet pada saat saya pakai kerudung. Salah satu bentuk perlawanan dari keribetan itu adalah males mamakai bros warna-warni dan bling-bling pada kerudung saya. Kecuali pada special occasion. Alhasil, setiap hari saya memakai peniti. Kadang saya menggunakan peniti kecil, sedang atau bahkan yang gede mirip peniti embah-embah yang dipakai di kebayanya. Suatu hari, ada suatu teman sebut saja melati. Melati nyeletuk : saya juga pakai peniti karena bross saya keselip entah kemana. Ada yang spesial dari pernyataan melati? gak ada sih. Cuma mau bilang ternyata kebiasaan saya menjadi second option buat orang lain. Berkaca dari obrolan peniti, saya sampai pada suatu pemikiran. Preferensi dan pandangan orang terhadap suatu hal pasti berbeda. Saya menganggap memakai bros itu ribet, apalagi yang bling-bling. its so emak-emak banget. Lain orang lain pikiran. Orang lain menganggap pakai peniti itu ngga banget. Nggak modal. Mending pake bross, fashio