Skip to main content

Peniti

Saya pakai kerudung dan gak mau pake ribet pada saat saya pakai kerudung. Salah satu bentuk perlawanan dari keribetan itu adalah males mamakai bros warna-warni dan bling-bling pada kerudung saya. Kecuali pada special occasion. Alhasil, setiap hari saya memakai peniti. 

Kadang saya menggunakan peniti kecil, sedang atau bahkan yang gede mirip peniti embah-embah yang dipakai di kebayanya. 

Suatu hari, ada suatu teman sebut saja melati. Melati nyeletuk : saya juga pakai peniti karena bross saya keselip entah kemana. Ada yang spesial dari pernyataan melati? gak ada sih. Cuma mau bilang ternyata kebiasaan saya menjadi second option buat orang lain. 

Berkaca dari obrolan peniti, saya sampai pada suatu pemikiran. Preferensi dan pandangan orang terhadap suatu hal pasti berbeda. Saya menganggap memakai bros itu ribet, apalagi yang bling-bling. its so emak-emak banget. Lain orang lain pikiran. Orang lain menganggap pakai peniti itu ngga banget. Nggak modal. Mending pake bross, fashionable dan tampak indah. Plus, up to date. 

See ? itu cuma persepsi. Ada orang yang memprioritaskan naik mobil karena alasan nyaman. Ada juga yang milih naik sepeda karena ingin sehat. Ada juga yang mikir beli tas perlu banyak agar bisa ganta-ganti dan matching saat berbusana. Ada juga yang suka satu tas aja karena males mindahin isi dalam tas saat berganti tas. 

See? itu cuma masalah pemikiran yang berbeda. 

Setiap  orang punya pemikiran berbeda. Setiap orang punya alasan. Jadi, stop judging orang negatif karena tidak sesuai dengan apa yang ada di pikiran kamu atau saya. intinya, selama apa yang dilakukan orang tidak mengganggu orang lain, stop complaining dan stop ngomongin. 




Comments

Popular posts from this blog

Informasi Biaya Persalinan di Banjarbaru

"Setiap anak ada rejekinya masing-masing" Begitu kata banyak orang. Meskipun demikian, perencanaan juga perlu, termasuk perencanaan keuangan pas mau melahirkan. Perubahan fisik ibu hamil juga pasti menuntut biaya yang tidak sedikit. Bra udah mulai ganti model ke model menyusui, baju-baju tanpa kancing bukaan depan sudah mulai disimpan. Itu baru untuk ibu. Jangan lupa juga siap-siap untuk calon dedek bayi yakni peralatan sehari-hari juga bajunya.  Sudah banyak banget yang bahas daftar perlengkapan apa saja untuk menyambut kelahiran dedek bayi. Namun, gak banyak yang kasih info biaya persalinan di banjarbaru kan.  Nah, buat ibu-ibu yang lagi itung-itung biaya persalinan di sekitaran banjarbaru..nyoh tak kasih infonya :)  Rumah Sakit Ibu dan Anak Mutiara Bunda, Martapura  Persalinan Caesar                         : 18-23 juta Persalinan Normal                        :   8-12 juta Paket Sudah termasuk obat, ruangan, dokter, dll. Rincian tersebut dibedakan te

Cek HSG di RSUD Ulin Banjarmasin

Di blogpost kali ini, saya ingin cerita pengalaman saya cek HSG di RSUD Ulin Banjarmasin. Sharing tentang kegiatan TTC saya memang saya hindari selama ini. Tapi melihat informasi di internet yang minim tentang hal-hal berkaitan dengan usaha-usaha TTC di wilayah Kalimantan Selatan, saya jadi berubah pikiran. Saya akhirnya berfikir, siapa tahu artikel yang saya tulis bisa bermanfaat bagi banyak orang yang juga sedang berusaha untuk berusaha punya anak kayak saya. Biar saling menyemangati. Setelah hampir tiga tahun tak kunjung hamil, sudah cek ke dokter spesialis kesuburan dan dibilang normal, saya inisiatif sendiri untuk melakuakn cek HSG. Oh ya, cek HSG ini fungsinya untuk melihat apa ada penyumbatan di saluran indung telur. Di wilayah Banjarmasin,ada tiga rumah sakit yang melayani HSG. Pertama, RSUD ulin yang merupakan rumah sakit pemerintah. Kedua adalah RS sari mulia, Dan yang ketiga lupa hehheeh. Awalnya sih mikir mau ke RS Sari Mulia karena pasti pelayanannya baik, tapi

Maju Mundur Ikut Program Hamil di Banjarmasin

Sebenernya pengen keep secret usaha promil saya karena males ditanya-tanya. Tapi gak ada salahnya di-share, siapa tau ada yang perlu cari-cari info tentang tentang program hamil terutama di kota yang gak gede-gede banget dan gak kecil-kecil banget yakni di Banjarbaru ato Banjarmasin. Semangat ini muncul karena ternyata postingan tentang test HSG saya juga banyak yang baca...jadinya makin semangat biar lebih banyak yang baca dan muncul kesadaran tentang apa-apa yang akan saya ceritakan terutama masalah infertilitas yang masih dianggap sebagai hal yang memalukan. Padahal, yaa menurut kami sama aja kayak penyakit biasa yang bisa disembuhkan dan selalu ada harapan kok.  *** Jadi, saya menikah Februari 2014. Setelah menikah kami LDR Bogor-Batu licin (Kalsel), karena saya masih kudu sekolah S2. Lalu saya pindah ke Banjarbaru, eh suami saya dipindah ke Kalbar tepatnya di Ketapang. Kalo gak salah hampir setahunan. Lalu, suami resign dan pindah ke Kalimantan Tengah. Jadi, mending deh ket