Memanen air hujan atau pemanfaatan air tadah hujan merupkan alternative solusi bagi berbagai masalah yang banyak dihadapi masyarakat yakni berkurangnya air tanah, banjir, dll. Pada beberapa daerah, terutama di daerah Kalimantan yang tanahnya merupkan lahan gambut, pemanfaataan air tadah hujan merupakan salah satu hal yang lumrah. Mayoritas masyarakat di Kalimanatan Barat memenfaatkan air hujan untuk memenuhi berbagai kebutuhan yakni untuk MCK, rumah tangga, bahkan ada pula yang memanfaatkannya untuk memasak. Untuk menampung air hujan, masyarakat memanfaatkan tempayan atau ada juga yang membuat bak raksasa untuk menampung air. Hal ini sangat bertentangan dengan kondisi di tempat tinggal saya, yakni Pasuruan Jawa Timur, air hujan dipandang sebagai air yang kurang layak digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Secara tidak sengaja saya membaca sebuah Newsletter “ Science for Environmental Policy” yang dikeluarkan oleh Komisi Uni Eropa. Salah satu artikel pada newsletter