Aku duduk di balkon ini bersamamu sambil meneguk teh hangat yang sengaja kubuat untuk kita berdua. Hari ini hujan, dan aku tahu pasti bahwa kamu juga sangat menyukai hujan ini. Bau tanah setelah hujan, sejuk dingin udara setelah hujan dan tentu saja Pelangi setelah hujan. Satu hal lagi yang aku suka dari hujan yakni hujan membuatmu lebih bijak, seperti saat ini, saat kamu lagi-lagi berbicara tentang hujan.
" Kamu tahu mengapa aku suka hujan?", tanyamu tiba-tiba.
" Ya, kenapa?", tanyaku padamu
" Karena Hujan itu seperti kamu. Kadang menyebalkan dan kadang menyenangkan", sambil tertawa kecil.
"Ah kamu, bisa saja", balasku
"Ya, benar. kadang hujan memberikan berkah kepada petani untuk mengairi sawahnya. Hujan juga bisa menjadi berkah bagi anak-anak ojek payung, tapi hujan juga bisa membuat sebal banyak orang karena menghambat aktivitasnya", terangmu lagi.
" Loh,,loh, jadi aku menghambat aktivitasmu selama ini?', ucapku sedikit kesal.
"Hmm..terkadang. Ha,,ha..ha", kamu tertawa. "Tapi, biarpun itu mengesalkan atau tidak, tapi setiap hujan selalu muncul pelangi. Begitupun dirimu, walau kadang membuat kesal, tapi selalu ada Pelangi setelah itu"
"Hmm....jadi aku Pelangi ya bagimu?", tanyaku padamu.
"Ya, seperti itulah kamu", jawabmu sambil meneguk teh yang sudah mulai dingin sambil tersenyum dan memandang lekat mataku.
****
Sore ini, aku dan kamu duduk di Balkon seperti biasa. menikmati hujan dan pelangi sesudahnya Semuanya sama seperti biasa, dengan cangkir teh hangat dan obrolan-obrolan ringan kami yang menyenangkan. Tak ada yang berubah, kecuali rambut-rambutku dan kamu yang sudah menjadi putih serta kulit-kulit yang semakin keriput serta rasa saling memiliki yang semakin lama berkembang menjadi sesuatu yang tak terkatakan lagi, seperti pelangi yang tak sempat mengucapkan terima kasihnya kepada hujan.
Sumber gambar dari sini
=======================Setelah sekian lama ga bikin fiksi, maap ini super abal-abal :D
Comments
Post a Comment