Memanen air hujan atau
pemanfaatan air tadah hujan merupkan alternative solusi bagi berbagai masalah
yang banyak dihadapi masyarakat yakni berkurangnya air tanah, banjir, dll. Pada
beberapa daerah, terutama di daerah Kalimantan yang tanahnya merupkan lahan
gambut, pemanfaataan air tadah hujan merupakan salah satu hal yang lumrah.
Mayoritas masyarakat di Kalimanatan Barat memenfaatkan air hujan untuk memenuhi
berbagai kebutuhan yakni untuk MCK, rumah tangga, bahkan ada pula yang
memanfaatkannya untuk memasak. Untuk menampung air hujan, masyarakat
memanfaatkan tempayan atau ada juga yang membuat bak raksasa untuk menampung air. Hal ini sangat
bertentangan dengan kondisi di tempat tinggal saya, yakni Pasuruan Jawa Timur,
air hujan dipandang sebagai air yang kurang layak digunakan untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari.
Secara tidak sengaja saya membaca
sebuah Newsletter “ Science for Environmental Policy” yang dikeluarkan oleh
Komisi Uni Eropa. Salah satu artikel pada newsletter tersebut mengkampanyekan
pemakaian air hujan untuk memenuhi kebutuhan seharai-hari masyarakat.
Disebutkan, air hujan bisa memenuhi berbagai kebutuhan rumah tangga dan air
hujan yang yidak dimanfaatkan malah bisa berakibat buruk yakni banjir
perkotaan serta run-off yang tinggi
sehingga merugikan banyak orang.
Nah, mumpung sekarang musimnya
sudah mulai hujan, tak ada salahnya kita mulai memanfaatkan air hujan untuk
berbagai kepentingan rumah tangga misalakan mandi atau mencuci . Meskipun air
melimpah, tapi alangkah lebih bijak jika kita menghemat pemakaian air terutama air tahah. Tindakan ini
pasti berguna untuk masa depan kita. Pasti tidak mau kan kekeringan untuk ke
depannya?.
Gambar dari sini
Gambar dari sini
Comments
Post a Comment