Pertama datang ke lokasi Rutan Kelas I Medaeng, Sidoarjo ini adalah Ramai sekali pemirsah. Layaknya mall yang dijubeli pengunjung pada saat tanggal muda. Lengkap pula penjual-penjual makanan kecil. Antrian orang dengan tentengan makanan dan sejenisnya berjubel di depan rutan. Saya dan keluarga yang masih perdana mengunjungi rutan ini bingung luar biasa bagaimana cara-cara berkunjung ke Rutan ini.
Masuk ke Rutan
Setelah bertanya sana-sini, akhirnya dapat informasi bagaimana cara masuk ke rutan ini. Kami harus mengisi selembar form kunjungan yang berwarna merah. Satu kertas mewakili dua orang. Karena kami ada 6 orang, maka kami mengisi kertas tersebut sebanyak tiga lembar. Tak rumit, hanya harus memberikan informasi tentang asal, nama, dan maksud kunjungan.
Syarat lain adalah bagi pengunjung lelaki harus memberikan KTP di Pintu masuk. Saya juga heran, mengapa pengunjung wanita tidak berkewajiban memberikan KTP-nya. Oh ya, Dilarang memakai celana pendek. Salah satu dari kami saat itu memakai celana pendek sehingga dilarang masuk. Handphone juga harus dititipkan. Pintu masuk berukuran satu orang, [ersis yang saya lihat di televisi. Saat masuk tangan kami juga di stempel layaknya masuk arena permainan.
Kesalahan yang Dipelihara
Form kunjungan yang kami isi menunjukkan urutan yang ke-160. Pada saat itu juga, ada kerabat saya yang sering mengunjungi sodara saya di rutan ini mengajak masuk secara langsung tanpa menunggu urutan. Gampang, hanya memberikan beberapa lembar uang kami pun masuk tanpa menunggu lama. Salah?, pasti. Tapi, serius saya bingung tidak tahu berbuat apa. Kami Berdosa, Pasti!, karena membiarkan ketidakadilan berjalan.
Setelah masuk, kami langsung masuk ke ruang pemeriksaan. Tak heran jika Nazaruddin bisa membawa Blavkberry ke ruang tahanannya, atau Arthalytha yang memiliki peralatan make-up bak salon, karena di sini saya rasa pemeriksaan hanya formalitas. Badan saya hanya diraba dan diperiksa seadanya oleh polisi wanita. Bukan dengan alat detektor layakna di Bandara. Bawaan yang kami bawa juga tak ada yang diperiksa. Tak heran, banyak perdagangan narkoba seperti yang saya baca beritanya di televisi. Pikir saya, jika saya memasukkan 10 gram sabu-sabu di nasi bungkus mungkin tidak akan terdeteksi.
Oh ya, lagi-lagi di ruang pemeriksaan ini saya melihat ada orang yang memberikan beberapa lembar rupiah kepada petugas di ruangan ini. Untuk apa?, Ah tidak mau berprasangka.
Dalam Rutan
Mungkin karena suasana lebaran, pengunjung Rutan ini sangat ramai. Di tengah lapangan terdapat tenda besar yang lengkap dengan panggung yang lengkap dengan organ tunggal. Di sana, dibuka tenda besar beserta tikar di bawahnya. Keluarga narapidana bisa duduk sambil mengobrol di sana. Ramai sekali suasananya. Sangat berisik. Setiap keluarga duduk layakan berekreasi sambil mengobrol di lapangan tegah rutan ini. Selain tenda, musik, tikar, banyak kantin berjualan es ataupun makanan ringan.
Saya yang notabene pertama datang ke sini memandang kanan-kiri tak henti. Bangungan dengan kawat berduri di mana-mana dan jeruji-jeruji besi. Takjub, heran, miris, sedih. Banyak sekali orang di sana. Banyak….
Speechless
Mungkin bagian tulisan menggambarkan hati saya adalah yang paling sulit untuk dituangkan. Dari suasana kumpul keluarga yang ada di lapangan rutan ini, banyak juga mata-mata kosong yang melihat keriuhan ini. Mata-mata sedih jelas terlihat di orang-orang yang duduk, tak tahu mengapa. Mungkin menunggu kerabat mengunjungi, layaknya napi lain yang ramai-ramai dikunjungi keluarganya.
Tepat di depan saya duduk, saya melihat seorang narapidana laki-laki. Masih muda, mungkin berumur 18-an tahun. Matanya berkaca-kaca memandang kosng pada keriuhan pengunjung. Tak hanya satu, saya mengarahkan pandangan lebih luas, ternyata banyak mata kosong seperti itu.
Tak terkatakan, bayangkan dirimu ada di sini. Menderita, penuh tekanan, dan tak ada keluargapun yang peduli. Bahkan saat keluar rutan ini nanti, mungkin bukan kebahagiaan yang di dapat melainkan cemoohan dari masyarakat. Ah semuanya terlalu rumit untuk dipikirkan.
Satu jam kurang lebih, saya berada di dalam Rutan ini. Satu jam yang membawa banyak tamparan bagi saya. Semoga bermanfaat bagi saya dan semuanya….Amien.
nice share...thumb up'
ReplyDeletemenyentuh rasa dan jiwa... nice share (y)
ReplyDelete