Skip to main content

Lebaran di Rutan Kelas I Medaeng


Lebaran in ada pelajaran luar biasa yang saya tidak peroleh dari lebararan selama saya hidup. Kamis (1/9/2011) saya dan keluarga saya bertolak ke Rutan Medaeng untuk mengunjungi saudara saya yang mendapat musibah akibat ketergantungan akutnya pada narkotika (Semoga kita semua terhindar dari benda jahanam ini, Amiiien).

Pertama datang ke lokasi Rutan Kelas I Medaeng, Sidoarjo ini adalah Ramai sekali pemirsah. Layaknya mall yang dijubeli pengunjung pada saat tanggal muda. Lengkap pula penjual-penjual makanan kecil. Antrian orang dengan tentengan makanan dan sejenisnya berjubel di depan rutan. Saya dan keluarga yang masih perdana mengunjungi rutan ini bingung luar biasa bagaimana cara-cara berkunjung ke Rutan ini.

Masuk ke Rutan

Setelah bertanya sana-sini, akhirnya dapat informasi bagaimana cara masuk ke rutan ini. Kami harus mengisi selembar form kunjungan yang berwarna merah. Satu kertas mewakili dua orang. Karena kami ada 6 orang, maka kami mengisi kertas tersebut sebanyak tiga lembar. Tak rumit, hanya harus memberikan informasi tentang asal, nama, dan maksud kunjungan.

Syarat lain adalah bagi pengunjung lelaki harus memberikan KTP di Pintu masuk. Saya juga heran, mengapa pengunjung wanita tidak berkewajiban memberikan KTP-nya. Oh ya, Dilarang memakai celana pendek. Salah satu dari kami saat itu memakai celana pendek sehingga dilarang masuk. Handphone juga harus dititipkan. Pintu masuk berukuran satu orang, [ersis yang saya lihat di televisi. Saat masuk tangan kami juga di stempel layaknya masuk arena permainan.

Kesalahan yang Dipelihara

Form kunjungan yang kami isi menunjukkan urutan yang ke-160. Pada saat itu juga, ada kerabat saya yang sering mengunjungi sodara saya di rutan ini mengajak masuk secara langsung tanpa menunggu urutan. Gampang, hanya memberikan beberapa lembar uang kami pun masuk tanpa menunggu lama. Salah?, pasti. Tapi, serius saya bingung tidak tahu berbuat apa. Kami Berdosa, Pasti!, karena membiarkan ketidakadilan berjalan.

Setelah masuk, kami langsung masuk ke ruang pemeriksaan. Tak heran jika Nazaruddin bisa membawa Blavkberry ke ruang tahanannya, atau Arthalytha yang memiliki peralatan make-up bak salon, karena di sini saya rasa pemeriksaan hanya formalitas. Badan saya hanya diraba dan diperiksa seadanya oleh polisi wanita. Bukan dengan alat detektor layakna di Bandara. Bawaan yang kami bawa juga tak ada yang diperiksa. Tak heran, banyak perdagangan narkoba seperti yang saya baca beritanya di televisi. Pikir saya, jika saya memasukkan 10 gram sabu-sabu di nasi bungkus mungkin tidak akan terdeteksi.

Oh ya, lagi-lagi di ruang pemeriksaan ini saya melihat ada orang yang memberikan beberapa lembar rupiah kepada petugas di ruangan ini. Untuk apa?, Ah tidak mau berprasangka.

Dalam Rutan

Mungkin karena suasana lebaran, pengunjung Rutan ini sangat ramai. Di tengah lapangan terdapat tenda besar yang lengkap dengan panggung yang lengkap dengan organ tunggal. Di sana, dibuka tenda besar beserta tikar di bawahnya. Keluarga narapidana bisa duduk sambil mengobrol di sana. Ramai sekali suasananya. Sangat berisik. Setiap keluarga duduk layakan berekreasi sambil mengobrol di lapangan tegah rutan ini. Selain tenda, musik, tikar, banyak kantin berjualan es ataupun makanan ringan.

Saya yang notabene pertama datang ke sini memandang kanan-kiri tak henti. Bangungan dengan kawat berduri di mana-mana dan jeruji-jeruji besi. Takjub, heran, miris, sedih. Banyak sekali orang di sana. Banyak….

Speechless

Mungkin bagian tulisan menggambarkan hati saya adalah yang paling sulit untuk dituangkan. Dari suasana kumpul keluarga yang ada di lapangan rutan ini, banyak juga mata-mata kosong yang melihat keriuhan ini. Mata-mata sedih jelas terlihat di orang-orang yang duduk, tak tahu mengapa. Mungkin menunggu kerabat mengunjungi, layaknya napi lain yang ramai-ramai dikunjungi keluarganya.

Tepat di depan saya duduk, saya melihat seorang narapidana laki-laki. Masih muda, mungkin berumur 18-an tahun. Matanya berkaca-kaca memandang kosng pada keriuhan pengunjung. Tak hanya satu, saya mengarahkan pandangan lebih luas, ternyata banyak mata kosong seperti itu.

Tak terkatakan, bayangkan dirimu ada di sini. Menderita, penuh tekanan, dan tak ada keluargapun yang peduli. Bahkan saat keluar rutan ini nanti, mungkin bukan kebahagiaan yang di dapat melainkan cemoohan dari masyarakat. Ah semuanya terlalu rumit untuk dipikirkan.

Satu jam kurang lebih, saya berada di dalam Rutan ini. Satu jam yang membawa banyak tamparan bagi saya. Semoga bermanfaat bagi saya dan semuanya….Amien.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Informasi Biaya Persalinan di Banjarbaru

"Setiap anak ada rejekinya masing-masing" Begitu kata banyak orang. Meskipun demikian, perencanaan juga perlu, termasuk perencanaan keuangan pas mau melahirkan. Perubahan fisik ibu hamil juga pasti menuntut biaya yang tidak sedikit. Bra udah mulai ganti model ke model menyusui, baju-baju tanpa kancing bukaan depan sudah mulai disimpan. Itu baru untuk ibu. Jangan lupa juga siap-siap untuk calon dedek bayi yakni peralatan sehari-hari juga bajunya.  Sudah banyak banget yang bahas daftar perlengkapan apa saja untuk menyambut kelahiran dedek bayi. Namun, gak banyak yang kasih info biaya persalinan di banjarbaru kan.  Nah, buat ibu-ibu yang lagi itung-itung biaya persalinan di sekitaran banjarbaru..nyoh tak kasih infonya :)  Rumah Sakit Ibu dan Anak Mutiara Bunda, Martapura  Persalinan Caesar                         : 18-23 juta Persalinan Normal                        :   8-12 juta Paket Sudah termasuk obat, ruangan, dokter, dll. Rincian tersebut dibedakan te

Maju Mundur Ikut Program Hamil di Banjarmasin

Sebenernya pengen keep secret usaha promil saya karena males ditanya-tanya. Tapi gak ada salahnya di-share, siapa tau ada yang perlu cari-cari info tentang tentang program hamil terutama di kota yang gak gede-gede banget dan gak kecil-kecil banget yakni di Banjarbaru ato Banjarmasin. Semangat ini muncul karena ternyata postingan tentang test HSG saya juga banyak yang baca...jadinya makin semangat biar lebih banyak yang baca dan muncul kesadaran tentang apa-apa yang akan saya ceritakan terutama masalah infertilitas yang masih dianggap sebagai hal yang memalukan. Padahal, yaa menurut kami sama aja kayak penyakit biasa yang bisa disembuhkan dan selalu ada harapan kok.  *** Jadi, saya menikah Februari 2014. Setelah menikah kami LDR Bogor-Batu licin (Kalsel), karena saya masih kudu sekolah S2. Lalu saya pindah ke Banjarbaru, eh suami saya dipindah ke Kalbar tepatnya di Ketapang. Kalo gak salah hampir setahunan. Lalu, suami resign dan pindah ke Kalimantan Tengah. Jadi, mending deh ket

Best Five in 2018

Yohoooo.... 2018 sudah terlewati dengan emosi naik turun ala roller coaster. Yah, hidup itu emang roller coaster. Kalo jalannya lurus terus kan bosen. Makanya, naik roller coaster itu lebih mahal daripada naik kereta kelinci kan (eaaa..plis deh perumpamaannya).Ada banyak hal yang harus disyukuri 2018 ini. Biar jadi orang yang bersyukur, ini saya coba  bikin daftarnya. Semoga daftar ini bisa dibaca lagi saat saya hilang semangat, merasa gagal atau lagi sedih.  1. Gamila Hafsah Wibowo Alhamdulillah, 21 April 2018 anak bayik yang ditunggu-tunggu lahir juga. Alhamdulillah selama hamil gamila saya sehat, lahiran normal seperti yang dicita-citakan, dan pulih dengan cepat. Sampai Desember ini, gamila sudah berusia 8 bulan. Alhamdulillah sehat dan pertumbuhannya normal sesuai milestone yang ada di berbagai referensi. Yeahhhh. 2. Sehat Nikmat sehat banyak yang dilupakan. Alhamdulillah, saya, igo, gamila sehat selama 2018 ini. Ya ada sih sakit tapi sejauh ini ya bapil, demam, d