Ada pencapaian luar biasa yang saya capai minggu ini, yakni bawa motor. bukan cuma bawa, tapi nyetirin motor sendiri.
Buat saya yang diboncengin saja takut, tentu ini prestasi. Memang keadaan terpaksa buat kita melakukan apa saja yang kiranya tidak mau lakukan sebelumnya.
Hidup di luar jawa, yang minim transportasi umum mengharuskan masing-masing individu memiliki kemampuan untuk mengendarai kendaraan. Dulu, saat saya bekerja di Pontianak, saya bisa survive dengan mengendarai sepeda saja kerena jarak dari kosan saya menuju kantor dekat.
Tapi pas tinggal di Banjarabaru ini, kondisi memaksa saya untuk bisa mengendarai motor.
Ada sedikit gurauan di lingkungan kantor saya sekarang tentang kemampuan naik motor dan alamamater, yakni anak ipb (cewek) pasti ga bisa naik motor, beda sama anak UGM. Ya.. gimana ya, pasti beda lah. Anak IPB kan cinta lingkungan, jadi lebih memilih menggunakan transportasi umum berupa angkot dibanding bawa kendaraan pribadi.
betul ga?
hihihi, padahal kayaknya lasan sesungguhnya memang kami mahasiswa ipb yang dari perantauan rata-rata tidak punya motor. Jika diingat, dulu di kelas saya yang jumlahnya kira-kira 80 orang, tak lebih dari 10 orang yang punya motor. Apalagi melihat kepadatan llau lintas di bogor yang angkotnya gemah ripah lohjinawi. Bikin nyali ciut meluncur di atas deru roda. Puitis banget ini bahasanya!!!
hihihi, padahal kayaknya lasan sesungguhnya memang kami mahasiswa ipb yang dari perantauan rata-rata tidak punya motor. Jika diingat, dulu di kelas saya yang jumlahnya kira-kira 80 orang, tak lebih dari 10 orang yang punya motor. Apalagi melihat kepadatan llau lintas di bogor yang angkotnya gemah ripah lohjinawi. Bikin nyali ciut meluncur di atas deru roda. Puitis banget ini bahasanya!!!
nah, buat yang masih takut. gpp, dinikmati aja selama di tempat kmu ada transportasi umumnya. nanti saat terpakasa pasti bisa sendiri ;P
kayaknya nanti aku bakal kayak gitu juga..hehe
ReplyDeletesemangat wista, tapi kalo ada ojek pribadi mah santai aja :p
Delete