Late Post : Secuil oleh-oleh Samarinda

mumpung masih suasana lebaran , boleh dong ngucapin "Selamat Idul Fitri, Mohon Maaf Lahir Batin"

Karena suami tahun ini gak dapat cuti, jadilah saya lebaran di Banjarbaru. Alhmadulillah tetep hepi karena ada suami jahil yang bisa menghibur hati biarpun jauh dari sanak keluarga. Oh ya, hari ini adalah hari pertama kerja. Rasanya otak masih loading. Nah, buat pemanasan, jadilah saya bikin tulisan ni aja deh. 

Tulisan ini, adalah oleh-oleh perjalan saya selama ikut Prajab di Samarinda, Kalimantan Timur. 

Dulu sekali saya mikir kalimantan itu masih hutan-hutan dan sungai-sungai. Tapi setelah sempat tinggal di kalimantan, pandangan itu jelas-jelas salah dong. Alhamdulillah setelah sempat domisili di kalimantan barat, pindah ke kalimantan selatan, sering dinas ke kalimantan tengah, akhirnya ada kesempatan juga jalan-jalan ke kalimantan timur tepatnya di Samarinda. 

Dari cerita yang saya baca, kalimantan timur sejak jaman belanda memang sudah terkenal akan kekayaan tambangnya baik minyak atau batubara. Hal inilah juga yang mengundang belanda sempat bikin perusahaan minyak dan bekerjasama dengan raja di kaltim kala itu yakni raja Syamsudin Noor yang kini namanya diabadikan jadi nama bandara. Nah, dari jaman situlah kalimantan terus membangun sektor tambang dan migas hingga saat ini.  

nah bicara tentang samarinda, kota ini mungkin merupakan kota kedua terbesar di kaltim setelah balikpapan. Dari bandara ke samarinda, tidak bisa dibilang dekat. Untuk perjalanan darat lama waktu yang ditempuh sekitar 4-5 jam. Nah, buat yang suka mabuk darat kudu waspada karena jalan menuju samarinda ini cukup berkelok-kelok. Mirip seperti jalan di puncak pass. Saya kebetulan orang yang gak mudah mabuk darat, cukup menikmati kondisi jalan bukit soeharto yang hijau dan berkelok-kelok ini. Apa saja yang bisa dinikmati di Samrinda, berikut sedikit poin dari trip saya yang terbatas di Samarinda...

Sungai 

Seperti halnya Pontianak dan Banjarmasin yang tidak bisa dipisahkan dengan sungai, Sungai di Samarinda juga merupakan ikon penting. Di samarinda ini terbentang sungai Mahakam. Nah, jika dibandingkan dengan dua kota yang saya sebutkan sebelumnya, tepian sungai di Samarinda lebih hijau. Sepanjang sungai sudah terdapat ruang terbuka hijau yang dilengkapi dengan areal bermain anak-anak. Nah, pada saat malam areal tepi sungai ini banyak penjual makanan. Tak heran, jika malam tiba di sepanjang epi sungai mahakam ini ramai oleh "anak nongkrong"

Sungai Mahakam 

Jalur Hijau di sepanjang sungai Mahakam 

Seafood

Rasanya rugi jika berkunjung ke Samarinda ini tidak menikmati kuliner. Nah, pas saat saya bertanya temen saya yang sudah cukup lama domisili di Samrainda, teman saya menyarankan saya untuk menikmati kepiting. Hoaa.. sepiring besar kepiting ini saya makan sendiri dan harganya bisa dibilang murah yakni 120 rb untuk satu piring besar ini. Opps, yang punya kolestrol kudu tabah ya menahan godaan kepiting ini..

Nom nom nom 

Islamic Centre 

Ingin lihat masjid termegah no-3 se asia tenggara? kudu ke Samarinda klao gitu. Mesjid ini terletak di seberang sunga Mahakam. Dari luar cukup jelas terlihat kemegahan arsitektur masjid ini . Malam hari, banyak cahaya yang berpendar dari masjid ini. Saya sendiri karena sesuatu hal belum pernah masuk ke dalam wilayah mesjid, tapi dari luar masjid sudah terlihat keindahanhya. Nah, buat yang penasaran datang aja langsung. 

Oleh-oleh 

Oleh-oleh yang paling familir di samarinda ini adalah Amplang. Amplang adalah kerupuk ikan yang dibentuk bulat-bulat. Selain amplang, ada juga roti durian serta abon kepiting yang cukup terkenal. Untung oleh-oleh non makanan, bisa benget berburu barang dengan tema dayak di Samrinda ini mulai dari gantungan kunci, kaos, atau barang-barang pajangan yang pas buat dekorasi rumah.

Nah itu secuil cerita di kalimantan timur. Hmm, tinggal kaltara aka kalimantan utara nih yang belum disinggahi :)