Bagi yang suka beraktivitas masuk keluar hutan Kutu Babi pasti bukan merupakan hal yang asing lagi. Kutu babi merupakan jenis serangga yang ukurannya kecil. Untuk dapat melihatnya perlu kaca pembesar. Ukurannya yang kecil tersebut menyebabkan leluasa bergerilaya di tubuh mangsa (baca : manusia). Tak ayal lagi, kelihaian menyusup ini menyebabkan serangan kutu babi tak terhindarkan. Kutu Babi senang sekali menyerang daerah yang tersembunyi, terutama daerah lipitan baju, lipatan kulit, dan daerah yang lembab. Kutu babi biasanya ditemui di hutan pantai dan hutan hujan dataran rendah.
Rasa gatal yang ditimbulkan oleh serangga kecil ini luar biasa. Lagi-lagi ukurannya yang mini membuat makhluk ini bisa masuk ke dalam pori-pori. Satu lagi yang masih membuat saya penasaran adalah daya tahan kutu ini terhadap berbagai jenis obat penghilang gatal. Secara ilmiah artikel yang membahas tentang kutu babi ini belum saya temukan. Tetapi ada gambar yang memberikan gambaran betapa kecilnya kutu babi.
Saya dan Kutu Babi
Pertama kali saya mendengar dengan kutu babi adalah saat saya praktek lapang pada zaman kuliah. Kala itu praktek lapang dilakukan di Cagar Alam Leuweng Sancang yang terletak di Garut – Jawa Barat. Dosen saya dan beberapa teman saya mewanti-wanti untuk tidak sembarangan duduk di dekat kayu-kayu lapuk yang merupakan sarang kutu babi. Di cagar alam ini saya lolos bersyarat dari serangn kutu babi.
Di kesempatan lain, saat saya mengunjungi Cagar Alam Tangkoko yang terletak di Sulawesi Utara saya berkenalan lebih intim dengan sang kutu Babi. Di daerah ini, masyarakat menyebut kutu babi dengan nama lokal “Gonone”.
Aktivitas masuk keluar hutan yang dilakukan setiap hari di cagar alam ini menyebabkan saya dan rekan saya tak bisa menghindar dari serangan sang monster kecil ini. Pada awalnya gatal dirasakan di lingkar perut. Lalu, lambat laun rasa gatal tersebut menyerang merata ke daerah kaki yang tertutup sepatu boot, punggung yang tertutup daypack dan bagian-bagian tertutup lainnya. Rasa gatalnya sudah tidak bisa diungkapakan lagi dengan kata-kata. Beberapa hari saya dan rekan saya tidak bisa tidur akibat dahsyatnya rasa gatal tersebut.
Ada beberapa anjuran dari masyarakat lokal untuk menangkis dan mengurangi rasa gatal tersebut :
1. Tidak sering mengganti baju saat masuk hutan
2. Berendam di air laut setelah keluar hutan
3. Mandi menggunakan sabun balok produksi lokal
4. Menggunakan minyak kayu putih, minyak tawon, dan bedak gatak
5. Mandi minyak tanah
Percaya atau tidak, semua saran yang sudah disebutkan di atas sudah saya lakukan. Termasuk poin ke lima. Tetapi rasa gatal akibat sang monster kecil ini tak juga mereda. Pada akhirnya, saya yang tak tahan akan rasa gatal tersebut meminum obat tidur dan ini paling manjur saya rasa. Tetapi, setelah kurang lebih sebulan, rasa gatal dari kutu babi ini berangsur-angsur menghilang. Sehingga, saya dan teman menyimpulkan obat terbaik bagi kutu babi ini adalah adaptasi :D
Oh ya, sebagai paragraf penutup saya mohon jika ada teman-teman yang memiliki link ilmiah terkait kutu babi ini mohon di share ya….
hehe... punya blog juga to? jd inget dulu qt p2eh bareng pi.. ini ada artikel ilmiahnya. Rhipicephalus sanguineus biasa disebut kutu babi atau kutu anjing.
ReplyDeletehttp://www.ijar.lit.az/pdf/5/2010%283-26%29.pdf
Hoooi..mas ragil,,makasih ya udah baca blog-ku..oke meluncur ke link-nya ;D
ReplyDeletekayaknya bkn sejenis serangga deh..coba lht gmbrnya tungkainya 4 pasang
ReplyDeletetangkoko memang dahsyat serangan si kutu bangsat ini..semua usaha buat mengobati hasilnya sia2..
ReplyDeleteNgak jelas pada semua miinta obat malah cerita dasar ngak jelas tutup aja bloknya..capek capETk baca sekalinya ngak jelas gitu.... Pihhhhhhh
ReplyDeleteYuk mari Join dan Main di ROYALQQ.POKER
ReplyDeletePasti seru deh....
Main dan menangkan Jackpot! RATUSAN JUTA RUPIAH bosq ^^
saya lagi menderita gigitan si kutu terkutuk ini ,sdh hampir 1 minggu nggk bisa tidur,,gatalll gataalllllllllllll,tolong cara mngatasinya.....
ReplyDelete