Kamis (28/07), kebetulaan saya ada dinaas luar yakni ke Sintang (11 jam dari kota Pontianak). Namun sebelumnya saya singgah dulu di Sanggau, sehingga perjalanan ke Sintang kurang lebih lima jam saja. Saya dan team berangkat dari Sanggau pukul 4 sore.
Kebetulan ini adalah perjalanan pertama saya ke Sintang dan asiiiik!. Apalagi ditemani lagu-lagu yang pas. Tiga jam pertama saya cukup fun menikmati perjalanan sambil non-stop bernyanyi meskipun sedikit mual. Nah Jam ke-empat saya langsung diam seribu bahasa karena menahan pipis. Nyani sepertinya acuma bikin pipis ga tertahan. Lalu saya pun bilang ke pak supir "Bang, kalo ada SPBU singgah sebentar ya..."
Alih-alih menemukan marka jalan menandakan ada SPBU beberapa meter lagi saya legaaa..tapi tutup. Oke, bisa ditahan. Lalu ada marka lagi, dan tutup lagi...lalu teman saya bilang " Di sini, jarang ada SPBU buka malam-malam. Jam 12 siang saja sudah tutup. Tahan ya..nanti kita singgah di kota Sintang sambil makan malam". Errrrr...
Setelah kejadian ini, saya baru sadar!. Benar di Kalimantan ini mulai dari Pontianak, Sanggau, Sintang, dan Singkawang belum pernah saya lihat ada SPBU 24 Jam. Apalagi yang dilengkapi dengan minimarket atau kafe seperti di pulau asal saya sanaaa. Boro-boro 24 Jam, setiap hari bensin habis dan selalu antri di mana-mana. Di banyak SPBU, apalagi di luar kota Pontianak setelah jam 12 Siang hampir setiap SPBU selalu memasang plang "BENSIN/SOLAR HABIS".
Oh ya, Just Info. Di Pontianak ini (Kalbar umumnya), bensin sering langka. Antri BBM sudah hal biasa sepertinya. sering teman-teman di kantor berangkat subuh-subuh atau pergi ke pom bensin untuk mendapatkan jatah bensin di SPBU. Antri bensin bisa sampai berjam-jam dan panjang antriannya bukan lagi diukur dengan satuan meter, tapi kilometer. Mengenaskan...Pulau Kalimantan ini penghasil sumberdaya alam yang melimpah, tapi jatah bensin dibatasi.
Mengulangi Kesalahan yang Sama
Serasa amnesia akan kejadian hari sebelumnya, saya melakukan kesalahan fatal pada saat melakukan perjalanan kembali ke Sanggau. Tanpa rasa bersalah saya minum segelas besar teh manis hangat. Bisa ditebak, selama perjalanan saya kebelet pipis parah :(
Alih-alih menemukan marka jalan menandakan ada SPBU beberapa meter lagi saya legaaa..tapi tutup. Oke, bisa ditahan. Lalu ada marka lagi, dan tutup lagi...lalu teman saya bilang " Di sini, jarang ada SPBU buka malam-malam. Jam 12 siang saja sudah tutup. Tahan ya..nanti kita singgah di kota Sintang sambil makan malam". Errrrr...
Setelah kejadian ini, saya baru sadar!. Benar di Kalimantan ini mulai dari Pontianak, Sanggau, Sintang, dan Singkawang belum pernah saya lihat ada SPBU 24 Jam. Apalagi yang dilengkapi dengan minimarket atau kafe seperti di pulau asal saya sanaaa. Boro-boro 24 Jam, setiap hari bensin habis dan selalu antri di mana-mana. Di banyak SPBU, apalagi di luar kota Pontianak setelah jam 12 Siang hampir setiap SPBU selalu memasang plang "BENSIN/SOLAR HABIS".
Oh ya, Just Info. Di Pontianak ini (Kalbar umumnya), bensin sering langka. Antri BBM sudah hal biasa sepertinya. sering teman-teman di kantor berangkat subuh-subuh atau pergi ke pom bensin untuk mendapatkan jatah bensin di SPBU. Antri bensin bisa sampai berjam-jam dan panjang antriannya bukan lagi diukur dengan satuan meter, tapi kilometer. Mengenaskan...Pulau Kalimantan ini penghasil sumberdaya alam yang melimpah, tapi jatah bensin dibatasi.
Mengulangi Kesalahan yang Sama
Serasa amnesia akan kejadian hari sebelumnya, saya melakukan kesalahan fatal pada saat melakukan perjalanan kembali ke Sanggau. Tanpa rasa bersalah saya minum segelas besar teh manis hangat. Bisa ditebak, selama perjalanan saya kebelet pipis parah :(
Comments
Post a Comment