Skip to main content

Nyontreng Wishlist di Awal 2018: Terbitin Buku


Sejak gemar menulis di blog ataupun dulu aktif di kompasiana, juga sering ikut lomba cerpen dan gak pernah menang, saya punya satu harapan untuk punya buku atau novel. Sebagai pemula, saya gak muluk-muluk untuk punya satu buku, tapi ikut masuk buku kumpulan cerpen aja rasanya udah bahagia. Tapi, keinginan saya agar tulisan masuk buku tulisan cerpen ini gagal dan lama-kelamaan saya gak minat lagi dan gak bisa lagi nulis cerpen. Entah kenapa, mungkin karena minat baca yang semakin berkurang atau tergeser oleh kewajiban nulis  tulisan-tulisan ilmiah sebagai tuntutan kerja. Meskipun demikian, cita-cita untuk punya buku sebelum umur 30 masih menjadi wishlist besar saya selama hidup. 

Kerja sebagai peneliti tahap pemula memang membosankan, tapi di sini kegemaran saya menulis tersalurkan. Tapi sejujurnya, saya lebih senang menulis populer untuk web atau majalah dibandingkan dengan menulis jurnal. Ya iyalah, nulis jurnal itu nyaingin nulis skripsi revisinya 😪. 

Ceritanya, awal tahun kemarin ditawarin bapak Maman, peneliti senior mikroba di lingkup kerja saya untuk ikutan nulis chapter buku. Menerima tawaran itu saya enggan awalnya, karena saya mikir belum kapasitas saya untuk bisa menulis bagian buku. Saya gak bales email beliau lama banget, hingga saya mikir, kapan lagi saya dapat kesempatan yang sama  dan mewujudkan salah satu impian saya untuk numpang nama di suatu buku. Setelah berpikir, saya balas email beliau dan mengiyakan. 

Can you spot my name? 

Sekitar dua bulan lebih saya diberi kesempatan nulis, dan saya menghabiskan hari-hari untuk mengumpulkan materi dan menyusun ini itu. Mendekati bulan September atau oktober, saya dikirimkan revisi dan contoh dari penulis yang lain. Ya Allah..saya jiper bukan main lihat tulisan peneliti dan akademisi lain yang cukup banyak dan komprehensif. Jauh dibandingkan tulisan saya yang tulisannya hanya kurang lebih 15 halaman Microsoft word (yang lain 25 lembar). Hingga akhirnya saya tanya ke Pak Maman, apakah tulisan saya cukup layak untuk diangkat. Pertanyaan ini dijawab dengan singkat " its ok, tambahin sedikit ini dan itu". 

Bukan safinah ya kalo gak pede dahsyat masalah beginian. Hahhahahha. Akhirnya saya submit deh. 
Alhamdulillah pada tanggal 31 Desember, dapat layout buku yang akan diterbitkan oleh IPB Press.  Senang karena ya memang IPB press ini cukup kompeten untuk mencetak buku-buku ilmiah. Semoga yaaa hobi ngoceh saya lewat buku dan publikasi-publikasi ilmiah saya ini beneran bisa bermanfaat bagi orang lain. 

Semakin jiper lihat daftar penulis yang semuanya PhD dan beberapa profesor. Saya satu-satunya penulis yang cuma bergelar master. Saat itu juga langsung minta ijin ke suami " Aa, neng nanti boleh ambil S3 ya.." Hahhahahha. Ijin dulu, ngelaksanainnya kapan-kapan. 

Menutup blogpost pertama di tahun ini, saya mengucapkan Alhamdulillah dan Bismillah semoga tahun 2018 bisa menjadi lebih baik, lebih bermanfaat bagi keluarga dan orang lain. 

PS: Bukunya belum terbit, masih proses cetak. 

Comments

Popular posts from this blog

Informasi Biaya Persalinan di Banjarbaru

"Setiap anak ada rejekinya masing-masing" Begitu kata banyak orang. Meskipun demikian, perencanaan juga perlu, termasuk perencanaan keuangan pas mau melahirkan. Perubahan fisik ibu hamil juga pasti menuntut biaya yang tidak sedikit. Bra udah mulai ganti model ke model menyusui, baju-baju tanpa kancing bukaan depan sudah mulai disimpan. Itu baru untuk ibu. Jangan lupa juga siap-siap untuk calon dedek bayi yakni peralatan sehari-hari juga bajunya.  Sudah banyak banget yang bahas daftar perlengkapan apa saja untuk menyambut kelahiran dedek bayi. Namun, gak banyak yang kasih info biaya persalinan di banjarbaru kan.  Nah, buat ibu-ibu yang lagi itung-itung biaya persalinan di sekitaran banjarbaru..nyoh tak kasih infonya :)  Rumah Sakit Ibu dan Anak Mutiara Bunda, Martapura  Persalinan Caesar                         : 18-23 juta Persalinan Normal                        :   8-12 juta Paket Sudah termasuk obat, ruangan, dokter, dll. Rincian tersebut dibedakan te

Cek HSG di RSUD Ulin Banjarmasin

Di blogpost kali ini, saya ingin cerita pengalaman saya cek HSG di RSUD Ulin Banjarmasin. Sharing tentang kegiatan TTC saya memang saya hindari selama ini. Tapi melihat informasi di internet yang minim tentang hal-hal berkaitan dengan usaha-usaha TTC di wilayah Kalimantan Selatan, saya jadi berubah pikiran. Saya akhirnya berfikir, siapa tahu artikel yang saya tulis bisa bermanfaat bagi banyak orang yang juga sedang berusaha untuk berusaha punya anak kayak saya. Biar saling menyemangati. Setelah hampir tiga tahun tak kunjung hamil, sudah cek ke dokter spesialis kesuburan dan dibilang normal, saya inisiatif sendiri untuk melakuakn cek HSG. Oh ya, cek HSG ini fungsinya untuk melihat apa ada penyumbatan di saluran indung telur. Di wilayah Banjarmasin,ada tiga rumah sakit yang melayani HSG. Pertama, RSUD ulin yang merupakan rumah sakit pemerintah. Kedua adalah RS sari mulia, Dan yang ketiga lupa hehheeh. Awalnya sih mikir mau ke RS Sari Mulia karena pasti pelayanannya baik, tapi

Maju Mundur Ikut Program Hamil di Banjarmasin

Sebenernya pengen keep secret usaha promil saya karena males ditanya-tanya. Tapi gak ada salahnya di-share, siapa tau ada yang perlu cari-cari info tentang tentang program hamil terutama di kota yang gak gede-gede banget dan gak kecil-kecil banget yakni di Banjarbaru ato Banjarmasin. Semangat ini muncul karena ternyata postingan tentang test HSG saya juga banyak yang baca...jadinya makin semangat biar lebih banyak yang baca dan muncul kesadaran tentang apa-apa yang akan saya ceritakan terutama masalah infertilitas yang masih dianggap sebagai hal yang memalukan. Padahal, yaa menurut kami sama aja kayak penyakit biasa yang bisa disembuhkan dan selalu ada harapan kok.  *** Jadi, saya menikah Februari 2014. Setelah menikah kami LDR Bogor-Batu licin (Kalsel), karena saya masih kudu sekolah S2. Lalu saya pindah ke Banjarbaru, eh suami saya dipindah ke Kalbar tepatnya di Ketapang. Kalo gak salah hampir setahunan. Lalu, suami resign dan pindah ke Kalimantan Tengah. Jadi, mending deh ket