Beberapa hari ini saya sedang mencoba menuliskan beberapa pengalaman pribadi saya Saya bergerak mundur dan merunutkan satu peristiwa satu persatu.
Oke, saat ini saya disini sedang menempuh studi saya dan boleh dibilang ini adalah kenekatan saya. Apakah saya menyesal? saya jawab tidak. Adakah kesulitan berarti yang saya tempuh?, Jawabannya tidak. Apa saja kemudahan yang saya dapatkan? banyak...banyak sekali.
Mundur lagi yakni pada saat saya bekerja di Pontianak, saat kuliah, saya skripsi, saya TPB, saya SMA, saya SMP, SD.....
berapa banyak cobaan yang saya dapat? sayapun menjawab dalam diri sendiri. Ada, tapi hambatan kecil saja.
Berapa banyak kesenangan dan nikmat yang saya dapat?, banyak!
materi, teman-teman, kesempatan untuk ini itu, bisa ini, bisa itu, mendapatakan beasiswa ini itu, prestasi ini itu, kebahagiaan ini dan itu.....
Subhanallah, banyak sekali nikmat yang saya dapat jika dibandingkan dengan cobaan yang saya dapat. banyak sekali. bahkan saat saya ingin menuliskan kisah tersedih dalam hidup saya, saya menghapuskannya lagi. karena cobaan itu tak begitu berarti. tapi banyak sekali nikmat yang saya dapat.
Dan
jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak dapat
menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.''
(QS An Nahl [16]: 18)
Duh Gusti Allah, saya lalai bersyukur... terlalu banyak Nikmat-Mu yang saya dustakan...
Dan seseungguhnya telah kami berikan
hikmah kepada Lukman, yaitu: " bersyukurlah kepada Allah. dan barang
siapa yang bersyukur (kepada Allah), maka seya ia bersyukur untuk
dirinya sendiri; dan barang siapa yang kufur (tidak bersyukur), maka
sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji". (Lukman :12).
tumben eling ndut? Hahahahaa~ :D
ReplyDelete