Halo November !!!
Langkah pertama, ketok pintu dan mengutarakan niat kami untuk "wawancara" masyarakat. Yup, sukses! kami dipersilahkan masuk. Dag dig dug semua menunggu minum yang disuguhkan. Harap-harap cemas dan harapan itu terkabul ada minuman dan snack. Basa-basi kami bertanya tentang kebudayaan-kebudayaan masyarakat sekitar...lalu bertanya sambil kami harap-harap cemas kok belum ada suguhan makan siang.
Akhir-akhir ini saya cukup suntuk dengan tumpukan tugas-tugas yang tak pernah berakhir. Ehm, mari memikirkan sesuatu yang menyenangkan. Saya punya suatu kisah yang cukup membuat saya tersenyum hingga sekarang. Sayang juga bila belum diabadikan di blog.
Cerita ini terjadi pada tahun 2009, saya bersama teman-teman saya yakni Arman, Ardi, Ephi, Ipit, Nina dan Aa Rudi yang merupakan satu tim dari tim PKLP di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Hari itu kita memutuskan untuk melakukan pengamatn terhadap lutung-lutung di dekat desa Ngadas yang memang habitat dari Lutung tersebut. Saat berangkat kami menumpang mobil patroli strada yang mengangkut patok sebagai tata batas, jadi ya begitu deh duduknya pun di bak luar...sedikit mengkhawatirkan jika dipikir sekarang. Tapi dasar mahasiswa, ya asik-asik aja tuh rasanya.
Oke, selanjutnya kita diturunkan di suatu plot dan muali lah kita mengamati lutung. Karena jalannya yang sepi, jalan tersebutpun serasa milik kita. Setelah mengamati lutung yang jarang-jarang ada, kita lalu iseng-iseng pengamatan tanah, dan tumbuhan (sok-sok an kayak ngertiiii..hohohooh). Nah tengah hari tugas kita sudah selesai.
Rasanya sangat bosan sekali juga harus ke mess yang di Tumpang maka kita memutuskan meneruskan ke desa ngadas dengan berjalan kaki pemirsa,,,cukup jauh. tapi ya gitu deh , mahasiswa semua serasa asekasek...kondisi jalan yang dingiiin dan menanjak membuat perut kami konser serempak dan mendengdangkan lagu berjudul lapaar..lapaar... .Harapan besar kami adalah saat di desa Ngadas kami menemukan warung, tapi apa daya ternyata tidak ada. kam pun berpikir bagaimana menunjang kehidupan kami saat itu.
Oke, ada ide. salah satu dari kami memutuskan untuk melaukan ke rumah salah satu warga yang kebetulan pernah kami jumpai sebelumnya dengan dalih PENGAMATAN SOSIAL. wkwkkwkwkw..padahal asli sumpah ini motifnya cari makan, dengan hipotesis masyarakat di pedesaan Indonesia kan suka membantu dan menolong apalagi jika ada tamu yang datang saat makan siang..pasti kan disuguhin..hohoohoh
Langkah pertama, ketok pintu dan mengutarakan niat kami untuk "wawancara" masyarakat. Yup, sukses! kami dipersilahkan masuk. Dag dig dug semua menunggu minum yang disuguhkan. Harap-harap cemas dan harapan itu terkabul ada minuman dan snack. Basa-basi kami bertanya tentang kebudayaan-kebudayaan masyarakat sekitar...lalu bertanya sambil kami harap-harap cemas kok belum ada suguhan makan siang.
Ting, ting, tong, tong. Suara sendok. Yess!!! kami semua bersorak hore!!! ada harapan kawan-kawan. Tiba-tiba serasa ada kembang api tengah bolong saat si tuan rumah (lupa, nama bapaknya) menawarkan kita makaaaan...serasa hujan di tengah kemarau pemirsa.
Tanpa sungakn, kita santap langsung suguhan tuan rumah yang top Markotop itu dan menunya adalah "all about kentang". sayurnya sup kentang, ada sambel kentang, sambal goreng kentang, ada juga perkedel. karbohidrat semua boooo..... oh ya, disana (red: desa ngadas adalah penghasil kentang) Perlu digaris bawahi, sambalnya ini pedas luar biasa. Nambah dek, kata si tuan rumah...kita?ya iyalah. tanpa disuruh. Hohohoohoho
Oke, kenyang. tapi mustahil jika langsung pulang. Ada yang masih nonton-nontn tivi, ada yang sok akrab dengan anak si bapak, ada yang diam saja. Kondisi ini terjadi beberapa menit. oke, basa-basi selesai kita pulaaang..
MISI SUKSES!!
Saatnya kembali ke mess. berdasarkan informasi ada truk sayur yang turun ke jempalng setiap hari sekitar sore hari. Oke, kita memutuskan shalat dulu sambil menunggu truk. Terlalu lama berbasa-basi atau terlalu lama mengobrol, ternyata eh ternyata truk sudah tidak ada. Menunggu..menunggu truk tak kunjung datang. mulai uring-uringan. oke, kita meumtuskan berjalan kaki, siapa tahu seraya berjalan ada tumpangan ke Tumpang.
Yup kita berjalan. Lima belas menit pertamaa masih bernyanyi, bergandengan tangan, tersenyum dan tertawa serasa pembuatan video klip. tTga puluh menit kemudian sudah sepi. Kabut mulai tinggi hari mulai gelap, sudah hampir maghrib dan belum ada tumpangan. Jalan-jalan hutan yang kami lewati semakin sunyiiiii...jujur saya deg-degan. Kabut mulai tebal, penerangan minim. jalan semakin sepi.
Sepertinya sudah maghrib. Saya kebelet pipis. terpaksa pipis di jalan masuk ke hutan. serem saudara-saudara. Lalu, kita berjalan lagi, Sudah jarang yang tertawa. muka kami terutama yang perempuan suram, termasuk saya.... Eh, teman-teman kami malah asik berfoto padahal kami sudah ingin panik keluar dari jalan hutan ini. Biar lega, kami perempuan-perempuan ngomel dikiiit...ya kan dikiit...
Tiba-tiba ada cahaya lampu dan ini membuat kita sumringah luar biasa. Ada Truk!!! kekuatan Jempol dan truk berhenti. 'Pak Numpang sampe' Tumpang Nggih". Alhamdulillah boleeh.... Empat cewek di depan, cowok di belakang. Butuh kurang lebih 40 menit, sampialah kami di Mess Tumpang. Saya, Ipit, Evi, dan Nina sangat senang. Tapi, saat turun kami melihat muka-muka masam teman yang turn dari bak truk .
"Kenapa?"
"Truknya bekas angkut pupuk kandang"...
Miss u All !!! |
hahaha,inget bangettt,,gelinyaa seperti bsk g akan makan lg,langsung ambil itu kentag sebanyak-banyaknya plus nasi,alhasil kekenyangann dan kebelet pupp waktu di jalan,,menyenangkannn,,,
ReplyDeleteapasih yg g bs dilakukan oleh mahasiswaa,,
hehehehe,,,^^
eh sumpah yaa itu sambel kentangnya pedeeeesssss bangeettt!! habis makan itu berasa bengkak deh bibirnya! sampe mess langsung pada rebutan ke WC dan malamnya pada kekunci di musholla, Huahaha!! main ke sana lagi yuk kapan2! full team yaa~ :D
ReplyDelete