Skip to main content

Meminjam Payungmu



Tak ada yang lebih baik dilakukan saat hujan kecuali merenung. Merenung tentang hari-hari yang kadang mendung, atau penuh senyum. Tak ada waktu lebih baik untuk melamun kecuali hujan. Hujan bisa membuat simpul senyum di wajahmu atau bisa juga membuat matamu tergenang sedih, seperti yang terjadi padaku saat ini.
Hujan ini membuatku diam sempurna menunggu kamu yang tak datang jua. Aku menunggumu lama. Aku menunggu kabarmu, namun tak kunjung aku dapatkannya. Tapi apa yang kulakukan? aku diam sambil menatap hujan. Aku sesekali tersenyum menatap hujan, menicptakan keindahan sendiri dari hujan ini. tapi aku juga bersedih menatap hujan ini. Ah hujan, kau mencabik suasana hatiku sungguh.
Hujan ini aku menunggu kamu. Satu jam...dua jam...  Kamu lama sekali. Tapi tahukah kamu aku tetap menunggumu di hujan ini. Kamu lama sekali. Lalu aku melihat dia.
Aku melihat dia. Dia, lelaki yang  membawa payung besar berwarna-warni. Lalu aku melihatnya tersenyum padaku. Aku serasa mengenal wajahnya. Wajahnya tak asing buatku. Senyumnya mengingatkanmu padaku. Aku terus melihatnya, melihat dia dengan payung penuh warnanya. Lalu dia menghampiriku dan menawarkan payungnya padaku.

" Aku seperti mengenalmu", kataku ragu kepada dia saat dia menawarkan berteduh bersama di payungnya.

"Mungkin ", jawab dia seraya tersenyum. "Tapi itu tidak penting, yang penting sekarang kamu tidak lagi kebasahan karena hujan".

Aku ragu, tapi aku mendekat padanya. Berteduh di bawah payungnya.

"Mau minum kopi denganku? ", tanya lelaki payung itu.

"Aku seperti mengenalmu", kataku pada dia

" Itu tidak penting. Mau minum kopi bersamaku?", tanyanya lagi.

Aku mengangguk. Sambil pikiranku berputar-putar, mencoba menggali ingatanku dimana aku bertemu pria ini sebelumnya. Apakah ini de ja vu, atau aku benar-benar pernah bertemu dengannya, atau hanya perasaanku saja. Ah aku bingung.

"Suka kopinya?", dia memecah keheningan.

Aku mengangguk.

"Hujan sudah reda. Kamu bisa melanjutkan perjalananmu". kata dia sambil tersenyum menatap lekat mataku.

Aku hanya terdiam. Aku melihat dia tepat di matanya. Aku kenal dia, lelaki yang menawarkan payungnya ini. Tapi aku lupa dia siapa dan dari dunia mana.

"Aku pergi. Lanjutkan perjalanmu menemui dia. Hati-hati ". Dia pergi sambil meninggalkan sejumlah uang utuk dua cangkir kopi yang kita minum, mengambil payungnya lalu pergi.

Aku masih duduk di sini. Melihat punggung pria yang meminjamkan payungnya ini berlalu. Siapa dia? aku belum tahu jawabannya. Lelaki ini ada untuk meneduhkanku dari hujan sembari menunggumu. Lalu lelaki ini menawarkan kopi untuk mentrentamkanku.


Sudah tak tampak lagi di pandanganku, lelaki yang meminjamkan payungnya itu. Langit sudah bersinar, matahari sudah menampakkan sinarnya. Hujan sudah reda. Lalu, aku melihatmu, ya kamu yang aku tunggu.

Kamu lantas masuk ke kedai kopi ini dan berkata.

"Maaf lama menunggu.."

"Tak masalah". Kataku sambil tersenyum menatapmu dan mencoba berbincang denganmu sambil melupakan lelaki yang meminjamkan payungnya padaku serta menemaniku menghabiskan secangkir kopi.
 

Comments

Popular posts from this blog

Informasi Biaya Persalinan di Banjarbaru

"Setiap anak ada rejekinya masing-masing" Begitu kata banyak orang. Meskipun demikian, perencanaan juga perlu, termasuk perencanaan keuangan pas mau melahirkan. Perubahan fisik ibu hamil juga pasti menuntut biaya yang tidak sedikit. Bra udah mulai ganti model ke model menyusui, baju-baju tanpa kancing bukaan depan sudah mulai disimpan. Itu baru untuk ibu. Jangan lupa juga siap-siap untuk calon dedek bayi yakni peralatan sehari-hari juga bajunya.  Sudah banyak banget yang bahas daftar perlengkapan apa saja untuk menyambut kelahiran dedek bayi. Namun, gak banyak yang kasih info biaya persalinan di banjarbaru kan.  Nah, buat ibu-ibu yang lagi itung-itung biaya persalinan di sekitaran banjarbaru..nyoh tak kasih infonya :)  Rumah Sakit Ibu dan Anak Mutiara Bunda, Martapura  Persalinan Caesar                         : 18-23 juta Persalinan Normal                        :   8-12 juta Paket Sudah termasuk obat, ruangan, dokter, dll. Rincian tersebut dibedakan te

Cek HSG di RSUD Ulin Banjarmasin

Di blogpost kali ini, saya ingin cerita pengalaman saya cek HSG di RSUD Ulin Banjarmasin. Sharing tentang kegiatan TTC saya memang saya hindari selama ini. Tapi melihat informasi di internet yang minim tentang hal-hal berkaitan dengan usaha-usaha TTC di wilayah Kalimantan Selatan, saya jadi berubah pikiran. Saya akhirnya berfikir, siapa tahu artikel yang saya tulis bisa bermanfaat bagi banyak orang yang juga sedang berusaha untuk berusaha punya anak kayak saya. Biar saling menyemangati. Setelah hampir tiga tahun tak kunjung hamil, sudah cek ke dokter spesialis kesuburan dan dibilang normal, saya inisiatif sendiri untuk melakuakn cek HSG. Oh ya, cek HSG ini fungsinya untuk melihat apa ada penyumbatan di saluran indung telur. Di wilayah Banjarmasin,ada tiga rumah sakit yang melayani HSG. Pertama, RSUD ulin yang merupakan rumah sakit pemerintah. Kedua adalah RS sari mulia, Dan yang ketiga lupa hehheeh. Awalnya sih mikir mau ke RS Sari Mulia karena pasti pelayanannya baik, tapi

Maju Mundur Ikut Program Hamil di Banjarmasin

Sebenernya pengen keep secret usaha promil saya karena males ditanya-tanya. Tapi gak ada salahnya di-share, siapa tau ada yang perlu cari-cari info tentang tentang program hamil terutama di kota yang gak gede-gede banget dan gak kecil-kecil banget yakni di Banjarbaru ato Banjarmasin. Semangat ini muncul karena ternyata postingan tentang test HSG saya juga banyak yang baca...jadinya makin semangat biar lebih banyak yang baca dan muncul kesadaran tentang apa-apa yang akan saya ceritakan terutama masalah infertilitas yang masih dianggap sebagai hal yang memalukan. Padahal, yaa menurut kami sama aja kayak penyakit biasa yang bisa disembuhkan dan selalu ada harapan kok.  *** Jadi, saya menikah Februari 2014. Setelah menikah kami LDR Bogor-Batu licin (Kalsel), karena saya masih kudu sekolah S2. Lalu saya pindah ke Banjarbaru, eh suami saya dipindah ke Kalbar tepatnya di Ketapang. Kalo gak salah hampir setahunan. Lalu, suami resign dan pindah ke Kalimantan Tengah. Jadi, mending deh ket