Skip to main content

Membelah Sungai Kapuas


Sungai Kapuas merupakan salah satu hal yang tidak bisa dipisahkan dari masyarakat di Kalimantan Barat. Sungai terpanjang di Indonesia ini (1143 km), merupakan urat nadi bagi perekonomian masyarakat Kalimantan Barat dari zaman dulu hingga sekarang. Dulu, sungai ini merupakan sarana utama penghubung antarwilayah di Kalimantan Barat. Transportasi air di Kalimantan Barat memegang peranan penting bagi perekonomian, terutama dulu saat infrastruktur belum semapan sekarang.


Bicara tentang Pontianak, mau tak mau kita tak bisa lepas dari Sungai Kapuas. Sungai Kapuas membelah kota pontianak menjadi tiga bagian yakni Pontianak Barat dan Selatan, Pontianak Timur, dan Pontianak Utara. Hal ini menjadikan kegiatan menyebrang Sungai Kapuas adalah hal yang rutin dilakukan oleh masyarakat Pontianak. Jembatan Kapuas, atau yang sering disebut sebagai jembatan tol Kapuas merupakan sarana utama dalam menyebrang Sungai Kapuas.

Terdapat dua jembatan yang membelah Sungai Kapuas, yakni jembatan kapuas yang menghubungkan pontianak Selatan dan Timur serta Jembatan Kapuas yang menghubungkkan Pontianak Utara dan Timur. Jembatan Kapuas yang menghubungkan Pontianak Selatan dan Tiimur dibangun pada tahun 1983 dengan panjang 410 meter. Sedangkan Jembatan Kapuas yang menghubungkan Pontianak Utara dan timur memiliki panjang 319 meter. Jembatan kapuas memiliki jalur khusus di kanan-kiri jembatan yang dikhususkan untuk jalur motor, namun sampai saat ini Jalur motor yang disediakan tiidak dipergunakan maksimal. Sekitar jam tujuh pagi dan sore hari (jam pulang kerja), jembatan Kapuas ini pastilah padat merayap dipenuhi dengan mobil dan sepeda motor.

Selain jembatan yang lumrah digunakan oleh masyarakat Pontianak terdapat juga sarana lain untuk membelah atau menyebrangi Sungai Kapuas yakni menggunakan kapal ferry kecil. Konon, Transportasi dengan menggunakan perahu atau rakit dulu adalah sarana utama untuk menyebrang Sungai Kapuas.

Untuk menyebrang sungai Kapuas dengan menggunakan ferry tarif yang dikenakan adalah 15.800 rupiah/mobil. Kebetulan saat kami di tempat penyebrangan ferry untuk menyebrang sudah bersandar, jadi kami tidak perlu menunggu terlalu lama. Sembari menunggu kami memanfaatkan waktu untuk memotret pemandangan yang saya rasa sangat menakjubkan. Pemandangan ini juga menunjukkan bagaimana keakraban Sungai Kapuas dengan masyarakat baik dari segi ekonomi maupun dari segi sosial.

Keuntungan dari menyebrang lewat Ferry kecil ini, selain mendapatkan suguhan pemandangan yang berbeda, waktu yang ditempuh untuk menyebrang sangat singkat dibandingkan kita menempuh jalan darat yang mesti melewati dua jembatan untuk menyebrang sungai Kapuas. Jika kita menggunakan jalan darat waktu tempuh normal saat kondisi jalan tidak macet adalah 20 menit, tetapi dengan menggunakan ferry ini cukup 15 menit tanpa macet ^^.

Oh iya, ada satu hal lagi yang cukup meresahkan bagi saya. Pada tiket yang tertera di karcis jasa penyebrangan, tarif penyebrangan untuk mobil adalah sebesar 15.800, tetapi tarif yang dikenakan adalah 16.000 rupiah. Memang sih, selisihnya hanya 200 tapi toh ini sudah wujud korupsi yang saya percaya ini adalah cikal bakal bibit korupsi pada jumlah yang lebih besar. Semoga saja ada yang membaca postingan saya ini dan tergelitik untuk menegakkan kebenaran walaupun itu senilai 200 rupiah.

Pontianak 7 Desember 2010

==============

Postingan repost dari blog saya di kompasiana yang sempet jadi headline^^

Comments

Popular posts from this blog

Informasi Biaya Persalinan di Banjarbaru

"Setiap anak ada rejekinya masing-masing" Begitu kata banyak orang. Meskipun demikian, perencanaan juga perlu, termasuk perencanaan keuangan pas mau melahirkan. Perubahan fisik ibu hamil juga pasti menuntut biaya yang tidak sedikit. Bra udah mulai ganti model ke model menyusui, baju-baju tanpa kancing bukaan depan sudah mulai disimpan. Itu baru untuk ibu. Jangan lupa juga siap-siap untuk calon dedek bayi yakni peralatan sehari-hari juga bajunya.  Sudah banyak banget yang bahas daftar perlengkapan apa saja untuk menyambut kelahiran dedek bayi. Namun, gak banyak yang kasih info biaya persalinan di banjarbaru kan.  Nah, buat ibu-ibu yang lagi itung-itung biaya persalinan di sekitaran banjarbaru..nyoh tak kasih infonya :)  Rumah Sakit Ibu dan Anak Mutiara Bunda, Martapura  Persalinan Caesar                         : 18-23 juta Persalinan Normal                        :   8-12 juta Paket Sudah termasuk obat, ruangan, dokter, dll. Rincian tersebut dibedakan te

Cek HSG di RSUD Ulin Banjarmasin

Di blogpost kali ini, saya ingin cerita pengalaman saya cek HSG di RSUD Ulin Banjarmasin. Sharing tentang kegiatan TTC saya memang saya hindari selama ini. Tapi melihat informasi di internet yang minim tentang hal-hal berkaitan dengan usaha-usaha TTC di wilayah Kalimantan Selatan, saya jadi berubah pikiran. Saya akhirnya berfikir, siapa tahu artikel yang saya tulis bisa bermanfaat bagi banyak orang yang juga sedang berusaha untuk berusaha punya anak kayak saya. Biar saling menyemangati. Setelah hampir tiga tahun tak kunjung hamil, sudah cek ke dokter spesialis kesuburan dan dibilang normal, saya inisiatif sendiri untuk melakuakn cek HSG. Oh ya, cek HSG ini fungsinya untuk melihat apa ada penyumbatan di saluran indung telur. Di wilayah Banjarmasin,ada tiga rumah sakit yang melayani HSG. Pertama, RSUD ulin yang merupakan rumah sakit pemerintah. Kedua adalah RS sari mulia, Dan yang ketiga lupa hehheeh. Awalnya sih mikir mau ke RS Sari Mulia karena pasti pelayanannya baik, tapi

Maju Mundur Ikut Program Hamil di Banjarmasin

Sebenernya pengen keep secret usaha promil saya karena males ditanya-tanya. Tapi gak ada salahnya di-share, siapa tau ada yang perlu cari-cari info tentang tentang program hamil terutama di kota yang gak gede-gede banget dan gak kecil-kecil banget yakni di Banjarbaru ato Banjarmasin. Semangat ini muncul karena ternyata postingan tentang test HSG saya juga banyak yang baca...jadinya makin semangat biar lebih banyak yang baca dan muncul kesadaran tentang apa-apa yang akan saya ceritakan terutama masalah infertilitas yang masih dianggap sebagai hal yang memalukan. Padahal, yaa menurut kami sama aja kayak penyakit biasa yang bisa disembuhkan dan selalu ada harapan kok.  *** Jadi, saya menikah Februari 2014. Setelah menikah kami LDR Bogor-Batu licin (Kalsel), karena saya masih kudu sekolah S2. Lalu saya pindah ke Banjarbaru, eh suami saya dipindah ke Kalbar tepatnya di Ketapang. Kalo gak salah hampir setahunan. Lalu, suami resign dan pindah ke Kalimantan Tengah. Jadi, mending deh ket