Skip to main content

Pulitzer Prize dan Buku

Sepertinya membeli buku sudah menjadi kebiasaan yang saya lakukan pada saat tanggal muda. Biasanya saya membeli buku-buku fiksi yang membuat imajinasi saya melayang. Begitu juga siang ini, saya sengaja mengunjungi gramedia setelah mengunjungi expo gelar dagang Kalimantan Barat akan diceritakan pada artikel terpisah).
Buku fiksi yang saya beli kali ini adalah buku berjudul The Yearling, Jodi dan Annak Rusa karangan Marjorie Kinnan Rawling. Saya jatuh cinta dengan buku ini karena cover bukunya yang manis dan tentu saja resensi cerita di balik buku yang kurang lebih menceritakan tentang persahabatan Jody dan anak rusa tersebut dan setting cerita dilakukan pada tahun 1800-an (Jadul banget!!!).
Selain karena resensi cerita yang menarik tersebut, saya tak memungkiri ada salah satu tulisan di buku saya yang menjamin bahwa buku ini apik, yakni sebaris tulisan “ Pemenang Pulitzer Prize 1939”. Ada kata-kata Pulitzer membuat saya tergoda padahal jujur saja saya tidak tahu apa itu maknanya. Oh ya, saya jadi ingat buku yang pernah saya beli dan baca tentu saja yang berjudul “To Kill a Mockingbird”, yang juga mendapatkan Pulitzer Prize.
Apa Itu Pulitzer Prize?
Sedikit menggerakkan jari di internet saya mencari apa itu Pulitzer Prize. Dari Wikipedia, disebutkan penghargaan ini diberikan kepada karya-karya luar biasa yang mencakup beberapa kategori (Ada 21 kategori) yang secara garis besar dikategorikan sbb: jurnalisme, seni, sastra, dan fiksi di Amerika. Penghargaan ini awalnya diprakarasai oleh Joseph Pulitzer pada tahun 1917.
Ada banyak persyaratan sehingga bisa mendapatkan penghargaan ini. Untuk karya fiksi haruslah penulis Amerika dan karya fiksinya bercerita tentang kehidupan di Amerika. Hmmm…saya langsung terbayang novel To Kill a Mockingbird yang menggambarkan adanya rrasisme di Amerika sana. Oh ya, untuk mendapatkan penghargaan ini para pembuat karya ini mesti mendaftarkan karyanya dulu dan membayar kurang lebih $50. Penghargaan yang akan diperoleh adalah sertifikat dan uang sevesar $ 10,000. Selain itu para penerima penghargaan ini pasti mendapatkan gengsi yang luar biasa dan otomatis akan menaikkan oplah perecatakan buku karyanya.
Setelah tahu sedikit tentang Pulitzer Prize yang tak lain adalah penghargaan bagi seniman-seniman di Amerika, saya jadi penasaran tentang penghargaan semacam ini di Indonesia. Saya sudah cari ke Google tapi belum menemukan. Ada yang tahu?
Oh ya selain membeli novel tersebut saya juga membeli buku Novel Canting karya Arswendo Atmowiloto dan juga buku Pengantar Ilmu Komunikasi (alih-alih ingin belajar lagi, gak tahu dibaca atau ga. Hehehheh)

Comments

Popular posts from this blog

Informasi Biaya Persalinan di Banjarbaru

"Setiap anak ada rejekinya masing-masing" Begitu kata banyak orang. Meskipun demikian, perencanaan juga perlu, termasuk perencanaan keuangan pas mau melahirkan. Perubahan fisik ibu hamil juga pasti menuntut biaya yang tidak sedikit. Bra udah mulai ganti model ke model menyusui, baju-baju tanpa kancing bukaan depan sudah mulai disimpan. Itu baru untuk ibu. Jangan lupa juga siap-siap untuk calon dedek bayi yakni peralatan sehari-hari juga bajunya.  Sudah banyak banget yang bahas daftar perlengkapan apa saja untuk menyambut kelahiran dedek bayi. Namun, gak banyak yang kasih info biaya persalinan di banjarbaru kan.  Nah, buat ibu-ibu yang lagi itung-itung biaya persalinan di sekitaran banjarbaru..nyoh tak kasih infonya :)  Rumah Sakit Ibu dan Anak Mutiara Bunda, Martapura  Persalinan Caesar                         : 18-23 juta Persalinan Normal                        :   8-12 juta Paket Sudah termasuk obat, ruangan, dokter, dll. Rincian tersebut dibedakan te

Maju Mundur Ikut Program Hamil di Banjarmasin

Sebenernya pengen keep secret usaha promil saya karena males ditanya-tanya. Tapi gak ada salahnya di-share, siapa tau ada yang perlu cari-cari info tentang tentang program hamil terutama di kota yang gak gede-gede banget dan gak kecil-kecil banget yakni di Banjarbaru ato Banjarmasin. Semangat ini muncul karena ternyata postingan tentang test HSG saya juga banyak yang baca...jadinya makin semangat biar lebih banyak yang baca dan muncul kesadaran tentang apa-apa yang akan saya ceritakan terutama masalah infertilitas yang masih dianggap sebagai hal yang memalukan. Padahal, yaa menurut kami sama aja kayak penyakit biasa yang bisa disembuhkan dan selalu ada harapan kok.  *** Jadi, saya menikah Februari 2014. Setelah menikah kami LDR Bogor-Batu licin (Kalsel), karena saya masih kudu sekolah S2. Lalu saya pindah ke Banjarbaru, eh suami saya dipindah ke Kalbar tepatnya di Ketapang. Kalo gak salah hampir setahunan. Lalu, suami resign dan pindah ke Kalimantan Tengah. Jadi, mending deh ket

Best Five in 2018

Yohoooo.... 2018 sudah terlewati dengan emosi naik turun ala roller coaster. Yah, hidup itu emang roller coaster. Kalo jalannya lurus terus kan bosen. Makanya, naik roller coaster itu lebih mahal daripada naik kereta kelinci kan (eaaa..plis deh perumpamaannya).Ada banyak hal yang harus disyukuri 2018 ini. Biar jadi orang yang bersyukur, ini saya coba  bikin daftarnya. Semoga daftar ini bisa dibaca lagi saat saya hilang semangat, merasa gagal atau lagi sedih.  1. Gamila Hafsah Wibowo Alhamdulillah, 21 April 2018 anak bayik yang ditunggu-tunggu lahir juga. Alhamdulillah selama hamil gamila saya sehat, lahiran normal seperti yang dicita-citakan, dan pulih dengan cepat. Sampai Desember ini, gamila sudah berusia 8 bulan. Alhamdulillah sehat dan pertumbuhannya normal sesuai milestone yang ada di berbagai referensi. Yeahhhh. 2. Sehat Nikmat sehat banyak yang dilupakan. Alhamdulillah, saya, igo, gamila sehat selama 2018 ini. Ya ada sih sakit tapi sejauh ini ya bapil, demam, d